Alhamdulillah, pasar murah di Desa Planjan, Saptosari, Gunungkidul untuk mengatasi Kristenisasi telah dilaksanakan tepatnya pada hari Ahad, 19 Mei 2013, pukul 10.30 WIB di SD Islam Al I’tishom dengan dihadiri 337 warga dan paket yang laku sebanyak itu pula. Pemasukan yang ada diserahkan kepada SD tersebut untuk pembangunan dan biaya operasional. Sebagian kecilnya diserahkan kepada Pesantren Darush Sholihin sebagian telah dilaporkan di sini.
Berikut beberapa dokumentasi dari kegiatan tersebut:
Sembako yang siap diantarkan ke Desan Planjan dari Pesantren Darush Sholihin
Sebagian sembako diundi untuk dibagi gratis
Ustadz Sa’id (ketua Yayasan Al I’tishom) memberikan wejangan sebelum diadakannya pasar murah
Sembako yang siap dijual seharga Rp.10.000,- per paket diletakkan di depan halaman SD Islam Terpadu Al I’tisham
Warga dan wali murid siap antri untuk mendapatkan paket sembako dengan menukarkan kupon (undangan)
Kepala Dukuh, Pak Teguh (paling kanan), sekaligus menjadi pembina SD Islam Terpadu Al I’tisham mengarahkan sebagian panitia
Masjid di samping SD Al I’tisham
Panitia sedang melayani warga
Semoga Allah membalas kebaikan para muhsinin yang telah mendukung suksesnya acara ini. Semoga Allah membalas amalannya dengan pahala melimpah di sisi-Nya.
Berikut adalah laporan donasi dari pelaksanaan pasar murah di Desa Planjan, Saptosari, Gunungkidul dalam rangka mengatasi Kristenisasi yang diadakan 19 Mei 2013. Penjelasan donasi sebelumnya telah diterangkan di sini.
Berikut adalah beberapa foto dari kegiatan pasar murah yang berlangsung 9, 10 dan 17 Maret 2013 di tiga dusun sekitar pesantren Darush Sholihin sebagaimana telah diumumkan sebelumnya di sini. Ketiga dusun tersebut adalah Dusun Warak, Dusun Krambil, dan Dusun Slembi (yang terpengaruh Budhanisasi). Totalnya ada 600 paket yang dijual ketika itu dengan harga 1 paket sembako Rp.15.000,-.
Tadi baru saja mengunjungi daerah dekat kota Wonosari-Gunungkidul yang berkisar 20 menit waktu perjalanan dari tempat kami (Pesantren Darush Sholihin). Kami sampai di Dusun Toboyo di daerah Playen, bertemu dengan pengurus masjid di antaranya Pak Juwariyanto.
Untuk dusun Toboyo alhamdulillah, mayoritas Islam. Namun dusun di samping Toboyo (namanya: Plembutan) ternyata mayoritas Nashrani. Sudah berdiri sekolah Kanisius dan gereja di belakangnya sejak tahun 80-an.
Kata warga Toboyo, mereka bisa murtad karena mendapat “Bomb Duit” dari para Romo dan Misionaris. Bahkan Dusun Plembutan ini mendapatkan bantuan sekitar 200-an juta, dan juga dihadiahi Bendungan besar untuk mereka. Siapa yang tidak tergiur dengan bantuan seperti ini?
Dusun Toboyo dibanding dengan tetangga mereka jauh dari segi ekonomi, maka misi kami selanjutnya adalah ingin memperhatikan ekonomi warga muslim Toboyo. Perhatiannya adalah dengan mengadakan pasar sembako seperti yang telah berlangsung di Desa Girisekar, tempat kediaman kami. Dan alhamdulillah tadi pun sudah diserahkan zakat hasil dari sumbangan para pengunjung Rumaysho.com yang disalurkan lewat rekening Pesantren Darush Sholihin.
Jika Nashrani bisa beri bantuan 200 juta untuk daerah Gunungkidul semacam itu, kami rasa kaum muslimin di tanah air yang berjumlah ratusan juta bisa memberi bantuan lebih dari itu bahkan bisa sampai milyaran atau triliyun untuk membendung kelicilkan para misionaris.
Nantikan info selanjutnya dari kami di web DarushSholihin.com tentang pasar murah di Dusun Toboyo. Moga kaum muslimin bisa saling membantu dalam kebaikan dan takwa.
Masuk ke Dusun Toboyo, Playen, Gunungkidul
Jalan masuk ke Dusun Toboyo
Keadaan desa yang masih asri
Keadaan sebagian rumah warga yang masih terlihat tertinggal