Ustadz Senior

Tanda tak tahu terima kasih, ada guru atau kyai senior di kampung kita atau boleh jadi orang luar kampung kita yang dari dulu mengajarkan ilmu pada masyarakat, lantas tidak dianggap jasa-jasa baik mereka, cuma karena ia punya kekurangan.
SAYA LEBIH ANGGAP MEREKA BERJASA DARIPADA ORANG LUAR YANG TAK PERNAH TURUN KE KAMPUNG SAYA.
Mereka yang sangat-sangat saya ucapkan terimakasih dan saya terus mendoakan mereka dalam kebaikan. Karena mereka yang berjuang sejak dahulu, hingga warga saya bisa terus berada dalam akidah Islam.
Terima kasih MUHAMMADIYAH, terima kasih K.H. Sunardi Sahuri, terima kasih K.H. Umar Sanusi, terima kasih K.H. Muhammad Nurdin, terima kasih K.H. Hasan Abwam, terima kasih pula Ustadz Sa’id dan para ustadz dari Al-I’tisham, terima kasih PDHI, terima kasih Corps Dakwah Pedesaan (CDP) yang sudah lama berjuang untuk dakwah di Gunungkidul. Kalau tak ada mereka setelah karunia Allah, tak tahulah keadaan warga Gunungkidul terutama warga Panggang apakah bisa di atas Islam ataukah tidak.
Inilah yang saya anggap sebagai Ustadz Senior. Saya di Darush Sholihin Panggang, hanya penerus dakwah ustadz dan kyai senior di atas sambil terus mengarahkan pada ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahihah.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ
“Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih pada manusia.” (HR. Abu Daud no. 4811 dan Tirmidzi no. 1954. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
—
Muhammad Abduh Tuasikal
@ DS, Panggang, Gunungkidul
Foto: Dengan K.H. Sunardi Sahuri saat pengajian, Sabtu 17-12-2016 di Darush Sholihin Panggang, Gunungkidul.